Raden Ajeng Kartini dengan usahanya yang luar biasa mengemansipasi wanita-wanita Indonesia, masih ingat kan sejarah itu gaes? Seorang penulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang daaaan merupakan Ibu Kita semua yaitu Ibu Kita Kartini.

Yaaak…

Kartini berhasil menjelma menjadi Ibu-Ibu dan Mbak Mbak yang ada di Kampung Batik Giriloyo. Kok bisa gitu?

Jawabannya adalah karena mayoritas perempuan yang ada di Kampung batik Giriloyo adalah pejuang-pejuang menjadi pengrajin Batik Tulis warisan Keraton Mataram Islam Yogyakarta. Coba kita lihat gaes foto di bawah ini.

Mereka ini sebagian kecil dari Ibu-Ibu dan Mbak-Mbak di Kampung Batik Giriloyo, sedang menjemur hasil karya wisatawan yang belajar praktik membatik di Kampung aku.

Ibu saya sendiri yang bercerita bahwa beliau ketika masih kecil sekitar umur kelas 2 SD itu sudah bisa membatik tulis lhooo. Jadi ada prinsip kuat dari orang tua waktu itu bahwa anak perempuan harus bisa membatik. Supaya bisa dapat uang jajan. Sejak kecil Ibu saya tuh kalo mau nyari uang jajan ya dengan membatik gitu enggak minta ke orang tua aka kakek nenek saya, Upsss. Jaman sekarang kalo jajan abis bilangnyaaa “Pak minta uang/Buk uangku abiss”. Wkwkwkwk.

Menurut aku luar biasa hebat pemberdayaan perempuan di Kampung aku ini. Mayoritas yang menggerakkan roda Kampung Batik Giriloyo ini adalah Ibu-Ibu lhooh, yaaah ada sih Bapak-Bapak dan Mas-Mas tapi bisa tuh dihitung pake jari tangan.

Luar biasa sih, Ibu-Ibu di sini menggenggam erat prinsip dari Kartini bahwa perempuan juga mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Bisa Berdikari dengan cara menjadi Pengrajin Batik Tulis warisan Keraton Mataram Islam Yogyakarta.

Salam Canthing, Lestari Batik Tulisku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *